Jumat, Oktober 09, 2009

Tafsir ayat Ekonomi tentang KEWIRAUSAHAAN

KEWIRAUSAHAAN




Menurut etimologi wirausaha berasal dari kata wira (perwira, pemberani, utama) dan kata usaha. Jadi wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan berusaha sendiri. Sedangkan menurut terminologi wirausaha atau kewirausahaan adalah seseorang yang memilki kemampuan untuk berusaha sendiri melalui potensi atau kemampuan yang dimilikinya dalam mengelola sumber daya yang ada.

1.Kewirausahaan disyariatkan berdasarkan Alquran surat Al–Anam ayat 135

Artinya: “Katakanlah (Muhammad, “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu akupun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) diakhirat (nanti) sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu tidak akan beruntung.”


PENJELASAN

Katakanlah (Muhammad, “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu akupun berbuat (demikian).

Dari ayat ini kita mendapat beberapa pelajaran, pertama Allah menyuruhkan RasulNya memakai kata-kata yang mengandung cinta kasih dan menyenangkan kepada kaum musyrikin itu bahwa mereka bukanlah di pandang orang lain oleh Rasul. Sebab itu dimulai dengan ucapan ”Wahai kaumku!”. Dengan kata ini, kasih sayanglah yang nampak, bukan kebencian. Yang kedua, di akui kekuatan mereka pada masa itu karena mereka mempunyai Makaanat, yaitu banyak kemungkinan, sebab mereka berkuasa dan berpengaruh dan banyak harta benda. Bolehlah mereka berkerja terus melanjutkan keyakinan mereka dengan sebab adanya makaanat itu. Sedang aku, kata Rasul akan berkerja pula, dan Rasul tidak menyebut bahwa diapun mempunyai makaanat, sebab dia masih golongan kecil, dalam negri itu dan pengikut-pengikutnya tidak pula orang-orang yang mempunyai kekayaan atau kedudukan penting. Sungguh pun demikian, mari kita sama-sama bekerja

Oleh karena itu marilah kita sama-sama berlomba bekerja,tetapi jika pekerjaanmu yang salah itu kamu teruskan juga,percayalah dari sekarang dan pastikanlah bahwa kamu yang akan kalah dan akan gagal,karena “sesunguhnya tidaklah akan beroleh bahagia orang-orang yang zalim”.Sebagaimana dimaklumi kezaliman adalah dari sebab kegelapan.Gelap karena rencana tidak benar.Gelap karena iman tidak ada di dalam.Gelap dan zalim karena mengerjakan pekerjaan yang tidak diridhai oleh Allah.

Dalam ayat ini,Rasulullah menantang, mari kita sama bekerja, dan mari kita lihat akibatnya kelak dibelakang hari, siapakah diantara kita yang akan menang, dan berhasil kepada yang dimaksud. Dan di ujung ayat Nabi Muhammad saw disuruh menegaskan bahwasanya segala orang yang aniaya, orang zalim, yang perjalannya tidak tentu arah bepapun kuatnya namun akhirnya pasti bahwa dia tidak akan menang. Tak pernah orang yang menempuh jalan yang salah memperoleh kemenangan. Dan ini adalah Sunnatullah, peraturan tetap pada Allah dalam alam ini.

2.Alquran surat Al-Isra ayat 18 dan 19

Artinya:”Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kamimsegerakan baginya di (dunia)ini apa yang Kami kehendaki.Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahanam;dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.”

PENJELASAN

Ada pemuka-pemuka kafir menentang, mana dia azab itu. Coba didatangkan sekarang juga? Tantangan mereka dikabulkan secepatnya oleh Tuhan. Penentang-penentang itu kemudian sebagian besar mati dalam perang Badar dan jadi alas neraka. Mereka mati dengan nama yang tercela. Dan seakan-akan terusir dari dunia. Sebab akhirnya negera Makkah itu dapat juga di kuasai Nabi saw sedankan kekuasaan mereka telah habis.

Orang-orang yang demikian karena cinta kepada hidup menjadi takut mati. Mereka berhadapan dengan orang-orang beriman, yang dengan jiwa penuh cinta akan Allah ingin hari akhirat. Dan mereka tidak takut mati.

Disinilah kita melihat perbedaan diantara kesombongan orang kafir, tidak mau percaya, dengan orang yang beriman dan dengan tenang meyakini apa yang dijanjikan Tuhan.Si Kafir yang disini diperlihatkan pada sikap pemuka-pemuka Quraisy, menantang Nabi, artinya menantang Allah. Mana dia azab itu, bawa kemari sekarang? Kita mau cepat mehat bukti. Dengan tidak mereka sadari dan tidak memperhitungkan terlebih dahulu, apa yang mereka kehendaki itu berlaku. Segala mereka yang besar-besar mulut dan sombong itu pergi ke peperangan Badar. Ketika turun dari Makkah merka mengira mereka pasti menang, sebab mereka lebih kuat. Bahkan umat Islam sendiripun mulanya tidak menyangka akan menang. Kejadiannya ialah kaum Kafir Quraisyi kalah, pemimpin-pemimpin terkemukayang besar-besar mulut itu tewas sampai 70 orang, dan tertawan 70 orang juga.

Orang yang telah percaya kepada Allah dan Rasul dan membuktikan itu dengan perbuatan dan perjuangan, tidaklah bergegas-gegas minta balasan atau mita kenyataan “sekarang juga”. Sebab yang mereka inginkan bukaklah yang semata-mata nampak sekarang, yang mereka harapkan ialah hari esok,atau yang disbut akhirat. Maka berfirmanlah Tuhan dalam Aluran surat Al Isra ayat 19:

Artinya:”Dan barang siapa yang menghendaki akhirat, dan dia berusaha untuknya dengan sunguh-sungguh usaha dan dia pun beriman, maka adalah usaha mereka itu mendapat ganjaran.”

Pada ayat 18 dan 19 ini dijelaskan perbedaan nilai tujuan dari dua macam golongan itu.Yang pertama mati tidak ada tujuan.Mereka hilang dari dunia dalam nama yang tercela seumpama terusir layaknya. Yang kedua bersedia menghadapi hari akhirat, berusaha denan sungguh-sungguh yang didorong rasa iman. Mereka hidup dalam kepercayaan yang teguh.

3.Alquran surat An-Najm ayat 39 dan 40

39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,

40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).

4.Alquran surat Al-Mulk

Artinya:”Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
PENJELASAN

“Dialah yang menjadikan bumi itu rendah.””Zulalan”kita artikan rendah,yaitu rendah,dibawah aki manusia atau dibawah injakan manusia.Bagaimanapun tingginya gunung, bila manusia mendakinya,namun puncak gunung itu terletek dibawah kaki manusia juga.”Maka berjalanlah kamu disegala penjurunya.”Diumpamakanlah manusia berjalan di atas permukaan bumi sebagai berjala di atas pundak atau bahu atau belikat bumi.Bumi yang besar di injak bahunya oleh kita manusia. Yang tinggi hendaklah kamu daki,lurah yang dalam hendaklah kamu turuni, padang yang luas hendaklah kamu seruak, lautanyang yang dalam hendaklah kamu salami dan layari. Artinya bumi yang telah direndahkan untuk kamu itu kuasailah, bongkarlah rahasianya,keluarkanlah kekeayaannya,gailah buminya, timbalah lautannya, tebanglah kayunya, pukatlah ikannnya. ’Dan makanlah daripada rezekiNya.” Usahakanlah dengan segala daya upaya yang ada padamu. Dengan akal , pikiran dan kecerdasan. Kamu tidak hanya boleh berpangku tangan menunggu rezeki. Rezeki akan di dapat menurut sekedar usaha dan perjuangan.

Sebagaimana manusia kita dikirim Allah ke muka bumi. Dari muka bumi itu disediakan segala kelengkapan hidup kita disini. Tidaklah kita dibiarkan bermalas-malas, menganggur dengan tidak berusaha. Maka bumi adalah rendah dibawah kaki kita.Kita akan mendapay hasil dari muka bumi ini menurut kesanggupan tenaga dan ilmu. Zaman modern disebut zaman teknologi. Kepintaran dan kecerdasan manusia telah membuka banyak rahasia yang tersembunyi. Puncak gunung yang setinggi-tinginyapun sudah dapat dinaiki dengan mudah,misalnya dengan helicopter. Tambang-tambang digali orang mengeluarkan simpanan bumi.Manusia ditakdirkan Tuhan bertabiat suka kepada kemajuan. Cuma satu hal tidak boleh dilupakan, yaitu sesudah hidup kita akan mati. Dan mati itu ialah kembali kepada Tuhan,kembali ke tempat asal,ntu mempertanggungjawabkan apa yang pernah kita perbuat di dunia ini.

Tidak ada komentar: