Jumat, Oktober 09, 2009

SEJARAH PERADABAN ARAB SEBELUM NABI UHAMMAD SAW

SEJARAH PERADABAN ARAB SEBELUM


NABI MUHAMMAD SAW

A. GEOGRAFI

1. Menurut Letaknya

Jazirah Arab terletak di asia barat daya yang dikelilingi oleh tiga teluk. Ke sebelah utara Palestina dan padang Syam, ke sebelah timur Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, ke sebelah selatan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedang ke sebelah barat Laut Merah.

Titik pertemuan tiga benua yaitu; Asia, Afrika, dan Eropa yang luasnya 1.300.000 mil persegi. Secara geologis merupakan perluasan dari sahara Afrika yang disekat dengan Niel di Mesir. Daerah Jazirah Arab meliputi; Hijaz, Nejd, Yaman, Hadral Maut, dan Oman.

Jazirah arab merupakan daerah yang tandus. Hampir semua wilayah Jazirah Arab terbentang dengan padang pasir, hanya Hijaz dan Yaman yang merupakan daerah Jazirah Arab yang subur, daerah yang hujannya teratur.

2. Hasil Bumi

Hasil bumi yang dapat dihasilkan antara lain adalah; kurma dari daerah padang pasir karena kurma hanya bisa tumbuh di daerah yang suhu cuacanya panas, sedangkan gandum, sayur-mayur, dan kopi dihasilkan dari daerah berpenghujan.

3. Binatang Ternak

Jazirah arab merupakan daerah yang hampir seluruh wilayahnya dikelilingi oleh padang pasir dan sahara, maka binatang ternak yang dapat dihasilkan adalah unta, kuda, kambing dan domba.

B. SOSIAL

1. Keadaan Masyarakat

Periode sebelum Islam dikenal sebagai Zaman Jahiliyah, karena adanya jetidak teraturan dalam politik, agama, dan masyarakat sebelum datangnya Islam. Kondisi sosial bangsa Arab makin lama makin memburuk. Mereka lebih suka bermabuk-mabukan, perjudian, dan riba.

Wanita dikalangan mereka pada waktu itu tidak mempunyai hak dan kehormatan sosial, mereka menganggap wanita adalah makhluk yang hina yang tidak bernilai. Hingga para orang tua yang kala itu hamil dan kemudian melahirkan anak perempun, mereka langsung menguburnya secara hidup-hidup.

Masih banya lagi fenomena kebobrokan bangsa Arab pada masa itu dalam masalah moral atau akhlak. Hingga pada akhirnya datang seorang Muhammad sebagai Nabi untuk mengemban misi yaitu memperbaiki akhlak bangsa Arab.

2. Kultur

Kebiasaan bangsa Arab pada masa sebelum datangnya nabi Muhammad saw dalam hal memperebutkan kekuasaan baik kekuasaan dalam pemerintahan atau kekuasaan dalam memiliki tempat wilayah yaitu dengan cara berperang. Pereng bukan melawan musuh tetapi berperang antar saudara sendiri hingga penyair arab mengatakan dalam syairnya: “pekerjaan kita adalah menyerang musuh, tetangga kita dan saudara kita sendiri, hanya saudaralah yang kita lawan”.

3. Bidang kesenian

Bangsa Arab adalah bangsa jahiliyah yaitu bangsa yang bodoh. Pengertian jahiliyah di sini adalah jahiliyah atau bodoh dalam hal moral, akan tetapi mereka mahir dalam berseni. Adapun maha karya yang dapat diberikan bangsa Arab pada masa itu dalam bidang seni adalah SASTRA. Banyak masayarakat Arab yang berkeinginan menjadi pujangga karena merupakan kehormatan menjadi seorang pujangga, apalagi syairnya dapat digantung di ka’bah.

Tidak hanya sastra yang terkenal di jazirah Arab melainkan arsitektur yang merupakan adopsi dari kerajaan Romawi dan Persia pada masa itu.

C. EKONOMI

Jauh sebelum Islam, makkah juga sudah banyak dikunjungi jamaah haji, di samping itu juga merupakan pusat perdagangan. Pada zaman Romawi dan Byzantium yang sekarang lebih dikenal dengan Persia, di sini diperdagangkan barang-barang dari India, Afrika Timur, dan dari Timur Jauh sampai ke negara-negara mediterania.

Makkah merupakan pos utama bagi lalu lintas kafilah, sebagain besar penduduk Makkah terlibat dalam perdagangan. Hingga pada sampai sekarang Makkah merupakan tempat singgah bagi orang-orang dari penjuru dunia, yang menjadikan Makkah sebagai kota yang Aman yang penuh dengan berbagai macam buah-buahan.

Selaras dengan Do’a nabi Ibrahim as. dalam Alqur’an yang berbunyi:

Artinya:” Dan ingatlah Ibrahim berkata ya Tuhanku jadikanlah negri ini negri yang aman dan berikanlah rizki kepada penduduknya dari buah-buahan . . . .”.

D. POLITIK

1. Sistem Politik

Badui mempunya tipe kehidupan social dan politik yang menurut garis ayah (patriachela). Setiap keluarga dipimpin oleh seorang syeikh. Sikap patriotism suku badui terbatas pada suku. Oleh karena itu seorang syeikh berani mempertaruhkan nyawa untuk melindungi sukunya dan juka seorang syeikh itu gagal melindungi sukunya maka loyalitas kaumnya akan ditaruhkan.

Telah dikatakan oleh pemakalah dalam pembahasan yang lalu bahwa bangsa Arab khususnya suku badui tidak lepas dari peperangan yang terjadi di antara kaumnya.

Insiden yang sangat remeh pun dapat menyulut api peperangan antar suku. Seluruh jizirah seperti sarang penyengat. Sehingga seseorang tak pernah bisa menduga akan dirampok atau dibunuh.

E. KEAGAMAAN

Bangsa Arab adalah bangsa penyembah berhala, agama mereka tidak bisa memberikan sumbangan, baik material maupun spiritual. Pada mulanya berhala yang mereka sembah diperkenalkan sebagai perantara untuk menyembah Tuhan, tetapi kemudian berubah status, setelah mereka mempertuhankan berhala tersebut. Setiap kota, suku dan tempat mempunya dewa atau dewinya sendiri-sendiri. Berhala-berhala tersebut mereka buat dengan bentuk yang mereka sukai. Ka’bah yang dibangun oleh nabi Ibrahin dan putranya Ismail di kelilingi 360 berhala. Empat yang utama yaitu; Uzza, Latta, Manat, dan Hubal. Yang sangat dipuju-puja dan diharap-harap oleh hampir seluruh bangsa Arab.

Selain Ka’bah, terdapat pula sejumlah kuil di Arabia. Masyarakat umum saling berlomba-lomba untuk mengumpulkan berhala seta untuk membangun kuil. Mereka juga mempercayai malaikat, roh, jin, bintang, matahari, bulan, dan api. Malaikat mereka anggap sebagai putrid tuhan, sedang jin mereka anggap sebagai pemegang kekuasaan bersama Tuhan dalam mengendalikan dunia. Beberapa pohon juga mereka beri status sebagi dewa.

Karena itu manyarakat sebelum Islam, tenggelam dalam keburukan barbarisme dan takhayul. Kondisi moral dan spiritual bangsa Arab sangat menyedihkan begitu juga di bagian dunia yang lain, sehingga memerlukan campur tangan Tuhan. Sehingga Tuhan mengutus nabi-Nya untuk menetralisir semua kebiadaban yang terjadi di daerah Timur dunia.

F. KELAHIRAN SAMPAI DENGAN PERKAWINAN DENGAN KHADIJAH

1. Kelahiran Muhammad

Tidak lama sebelum penyerangan Abrahah, Abdul Muthalib mengawinkan anaknya (Abdullah) kepada Aminah putrid Wahhab dari suku bani Zahra. Selang tiga hari setelah pernikahannya Abdullah berangkat untuk berdagang ke Syiria. Sekembalinya Abdullah jatuh sakit lalu meninggal dunia.

Dua bulan kemudian Aminah janda Abdullah melahirkan tokoh kemanusiaan yang kepribadiannya sangat terpuji, Muhammad dilahirkan pada tahun Gajah menurut perhitungan tahun Qomariyah pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal yang bertepatan dengan bulan April 570 M.

Aminah memberikan nama pada anaknya ialah Ahmad sesuai dengan mimpinya sebelum melahirkan, tetapi Abdul Muthalib menamainya Muhammad.

2. Masa Kanak-Kanak

Sejak lahir Muhammad diasuh oleh Halimah, ia adalah wanita dari keluarga bani Sa’ad suku Hawazin yang dikenal dengan kelancaran dan keindahan berbahasa. Muhammad diasuh oleh Halimah selama enam tahun. Setelah Muhammad menginjak usia enam tahun Halimah mengembalikan Muhammad ke Mekkah. Setelah beberapa bulan tinggal bersama ibunya. Aminah ibunya meninggal dunia kemudian diasuh oleh kakenya yaitu Abdul Muthalib. Tak lama Abdul Muthalib mengasuh Muhammad selama dua tahun, beliau dipanggil untuk menghadap keharibaan Tuhan.

Setelah Abdul Muthalib wafat akhirnya tugas pengasauhan dipegang oleh anaknya yaitu Abu Thalib. Beliau mendidik Muhammad dengan penuh cinta dan amanah, diajaknya ia berdagang ke Syiria. Hingga terkenalah Muhammad sebagai pedagang yang jujur di semenanjung Arabia.

3. Perkawinan Dengan Khadijah

Khadijah adalah janda yang terhormat berusia 40 tahun dan telah menikah dua kali. Dia mempunyai dua orang putra dan seorang putrid. Banyak di antara kepala suku Quraisy yang mencoba melamarnya tetapi ia selalu menolak. Akhlak Muhammad yang begitu mulia member kesan yang mendalam pada diri Khadijah. Kemudian lantas ia memutuskan untuk menikah dengan Muhammad, saat itu Muhammad berumur 25 tahun.

Muhammad meminta nasihat kepada Abu Thalib dan pada akhirnya Abu Thalib menyetujuinya. Dan akhirnya Abu Thalib menikahkan Muhammad dengan Khadijah dengan 500 dirham sebagai maskawin. Dan akhirnya jadilah Muhammad sebagi suami dari Khadijah seorang jada kaya yang terhormat.

Tidak ada komentar: