Jumat, Oktober 09, 2009

MENJADI PEMBICARA YANG ANDAL

Menjadi pembicara yang andal tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Semua pasti membutuhkan proses yang cukup panjang tentu saja dengan kegigihan dan semangat yang tinggi. Adapun bagaimana bisa kita menjadi pembicara yang andal tanpa kita tau hal yang mendasar. Di sini, dalam makalah ini penulis mencoba mengungkap hal-hal yang mendasar. Seperti mengenali audensi, memiliki atau merencanakan tujuan berpidato, merencanakan struktur, menyiapkan naskah pidato dll. Adapun pemaparan materi akan kami bahas sebagai berikut dengan rinci.

1. TEMPAT dan AUDIENSI

Ketika anda mendapat undangan berpidato, mulailah menguasai semua rincian praktis. Pilhlah isu-isu praktis terlebih dahulu seperti: tetapkan waktu dan tempat janji berpidato di dalam buku catatan dan benak anda,tetapkan format acaranya, kapan tepatnya anda akan berpidato, siapa saja yang akan berbicara mendahului atau setelah anda, berapa banyak waktu yang anda miliki, kapan anda dengan sopan meninggalkan acara, apakah anda diharapkan melakukan hal lain (menjawab pertanyaan, menyatakan sesuatu secara terbuka, atau memberikan sebuah penghargaan), seperti apakah tempat acaranya, berapa banyak yang dapat ditampung dan peralatan teknis apa saja yang bisa digunakan.

Jika semua isu-isu itu telah anda ketahui. Maka hal yang perlu anda ketahui selanjutnya adalah AUDIENSI. Tugas anda akan jauh lebih mudah bila audiensi berdasarkan undangan saja, tidak terbuka untuk semua umum. Bila audiensinya anak-anak, anda sebaiknya memilih sebuah persoalan yang dapat diterima oleh mereka, dan menceritakannya dalam gaya yang sederhana dan dengan bahasa yang sederhana. Namun bila audiensinya adalah orang-prang yang lebih tua, janganlah menggurui. Audiensi yang lebih tua cenderung lebih cerdas dibandingkan dengan audiensi yang lebih muda dan mereka hamper selalu memiliki lebih banyak pengetahuan. Dekatilah pengalaman dan kebijaksanaan mereka. Bagi audiensi kelompok keyakinan dan etnis minoritas, jangan berpura-pura menjadi salah satu dari mereka, bila anda memang bukan bagian dari mereka, tapi berhati-hatilah untuk tidak menggunakan bahasa atau argumen yang meniadakan mereka atau rujukan yang ofensip atau menggurui. Dengan audiensi perempuan, jangan menggunakan bahasa lelaki atau menceritkan lelucon yang merendahkan atau menyerang kaum permpuan.

2. TUJUAN dalam MENYAMPAIKAN PIDATO

Anda kini telah melakuan banyak pekerjaan mendasar: memutuskan apakah akan berpidato, mencari tahu bagaimana bisa sampai di sana, dan apa yang harus anda lakukan, serta menyelidiki audiensi secara rinci. Sisa dari pidato anda akan semakin mudah.

Pidato yang baik adalah pidato yang memiliki tujuan yang baik untuk auduensi peroleh, karena berpidato bukanlah hanya sekedar menyampaikan kata-kata yang tersruktur tetapi harus mempunya tujuan. Agar tujuan penyampaian pidato tidak terlalu membingungkan anda, maka tulislah tiga tujuan pidato anda yang ketiga tujuan itu telah mencakup tujuan-tujuan yang lain. Ketika tujuan itu telah didapatkan maka mulailah menentukan judul yang akurat.

3. STRUKTURISASI PENULISAN PIDATO

Anda tidak akan mulai membangun rumah tanpa sebuah rencana, demikian pula anda tidak akan membangun pidato tanpa sebuah disain arsitek. Invertasikan waktu dan upaya ke dalam rancangan itu. Maka hal tersebut akan memberikan imbalan yang bagus. Pidato anda akan lebih cepat dan tidak akan runtuh.

Tidak seperti rumah, semua pidato memiliki arsitektur yang sama. Ada pendahuluan, bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Pedahuluan adalah bagian awal dalam berpidato. Pendahuluan yang terpisah memiliki banyak tujuan. Yang pertama, adalah tatakrama yang santun. Anda menggunakan pendahuluan untuk mengucapkan trimakasih. Tujuan yang kedua, pendahuluan adalah untuk menenangkan audiensi dan tujuan yang ketiga, dan yang terpenting adalah untuk berhubungan dengan audiensi.





b. Bagian Awal

Setelah menunjukan kesantunan anda dan dengan sukses menghubungkan diri anda ke acara dan audiensi, anda telah mendapatan hak untuk mengklaim perhatian penuh mereka.

c. Bagian Tengah

Bagian tengah tentu saja adalah batang tubuh pidato, menambahkan detail yang diperlukan untuk mendukung dan memberikan hiasan pada tema utamanya. Pada bagin inilah anda menempatkan sebagian besar fakta untuk memberikan informasi, argumen yang meyakinan, serta kalimat-kalimat untuk membuat orang tertawa dan menangis.

d. Bagian Akhir

Bagian akhir pidato anda mudah direncanakan, tetapi kurang mudah dilaksanakan, tulislah bagian rancangan ini dari belakang. Sangat mudah untuk lupa bahwa pidato mungkin memliki tujuan khusus. Maka bagian akhir adalah hal terakhir diingat audiensi mengenai anda.

4. Menyiapkan Naskah Pidato Lengkap

Setelah anda menyiapkan rancangan yang mengagumkan. Anda harus menulis pidato anda secara lengkap.

Menulis naskah pidato secara lengkap adalah satu-satunya cara agar anda mampu mengatur waktu anda sendiri dengan tepat, baik pidato secara keseluruhan maupun segmen-segmen individuanya. Tanpa menulis pidato anda sangat muda terlena oleh hal-hal pertama yang akan anda sampaikan, membahasnya dengan panjang lebar, lalu menyadari anda memiliki waktu yang tersisa tinggal dua menit lagi untuk membicarakan yang lainnya. Menulis pidato secara lengkap akan membantu anda terhidar dari kata-kata yang tidak bermanfaat. Dan menulis pidato secara lengkap akan menghindarkan anda dari kehilangan kata-kata di tengah jalan, yakni ketika anda memulai dengan satu hal dan tiba-tiba memikirkan hal lainnya. Akan membuat anda disiplin. Itulah pentingnya menulis pidato secara lengkap. Karena pidato adalah bentuk percakapan yang sangat terkonsentrasi.

Ketika semua struktur penulisan pidato telah dikemukakan, maka alangkah baiknya bila diteruskan dengan penulisan naskah pidato. Hampir setiap panduan menulis dan berpidato yang baik akan menyuruh anda untuk menggunakan bahasa sehari-hari. Panduan ini akan menyarankan anda untuk menggunakan kata-kata yang paling sederhana dan lazim yang dapat menyampaikan makna anda. Panduan ini menasehati anda agar menggunakan kata-kata pendek dari pada yang panjang, untuk lebih memilih ungkapan modern daripada yang sudah usang.

Ini tentu saja nasihat yang sangat bagus. Nasihat ini jauh lebih banyak benarnya daripada salahnya. Bahasa yang sederhana dan sehari-hari menyampaikan makna anda dengan lebih efektif.

Dalam menulis naskah pidato tidak selamanya mudah bahkan sering menghadapai kebuntuan. Ada beberapa cara untuk menghadapi kebuntuan dalam menulis. Pertama, Ingatlah kebuntuan itu bersifat sementara. Inspirasi akan dating kembali. Kedua, ketika mengalami kebuntuan dalam menulis maka hentikanlah kebiatan menulis dan lakukanlah kegiatan fisik, ini memudahkan dan membuat anda fresh kembali. Ketika anda telah kembali semangat untuk menulis naskah maka segeralah untuk menulisnya.

Yang perlu diingat dalam penulisan pidato adalah penulisan pidato harus sesuai dengan tata bahasa yang baik dan benar dan buanglah jauh-jauh kata yang mati yaitu kata yang tidak memiliki peran apapun dalam naskah pidato anda. Dan terkadang dalam penulisan pidato anda lebih suka menggunakan kata-kata yang anda senangkan kata-kata itu harus anda bunuh jangan sampai ada dalam teks pidato anda. Dan yang terlebih penting adalah jangan menggunakan kata-kata yang berbahaya dan membunuh audiensi anda.

5. LATIHAN dan Sekali Lagi Saya Katakan LATIHAN

Sekarang pidato anda telah selesai anda tulis, ditulis ulang dan disunting. Anda sekarang harus melatihnya sesering mungkin. Sendirin atau ditemani. Tidak ada kata maaf untuk tidak berlatih, betapa pun sibunya anda, betapa pun akrabnya anda dengan pidato yang ingin anda sampaikan.

Latihan adalah proses penemuan yang tidak akhir. Dengan berlatih, anda dapat menemukan berbagai kesalahan akhir di dalam tulisan dan fakta anda, dan anda akan menemukan lebih banyak kata yang dapat anda potong. Anda akan mengetahui apakah lelucon anda sukses di hati dan pendengar anda, sebagaimana yang anda maksudkan. Anda akan menemukan nada suara anda yang tepat dan menghilangkan perilaku vocal dengan gerak tubuh yang menjengelkan. Anda akan menguasai alat peraga yang anda gunakan. Selain itu, entah anda bisa atau tidak bisa berlatih dalam situasi yang sebenarnya, sebaiknya anda berlatih dengan tata suara yang akan digunakan. Dengan merubah intonasi suara akan membuat pendengar tidak mudah bosan dan ngantuk.

Di atas segalanya, dengan berlatih anda akan mendapatkan control terhadap saraf-saraf anda.

Ada banyak cara untuk mencapai sasaran latihan, baik sendirian maupun di depan orang lain. Apa pun itu, anda harus benar-benar jujur kepada diri sendiri, latihan menunjukan kelemahan, entah di dalam diri anda sendiri atau di dalam pidato anda dan keduanya bisa sama sulitnya untuk diakui.

Setelah waktu yang anda habiskan untuk mempersiapkannya, pidato anda sejak sat ini akan menjadi karya seni bagi anda, dirancang sedemikian indahnya begitu menawan dalam pemaparannya, demikian logis dalam argumennya, begitu kuat dalam emosinya, begitu berkilau dalam permainan kata-katanya, dan sungguh sulit mengakui kenyataannya tidak demikian.

Dalam berlatih dan bila anda berlatih sendiri, lakukanlah di depan cermin dan pasanng perekam. Menyetel radio dengan suara yang lembut agar anda mengikuti suara latar belakang. Saat mulai berpidato jangan melihat ke naskah anda. Lihatlah ke cermin seolah-olah menanti tepuk tangan mereka dan audiensi menjadi tenang. Kini perhatikan apa yang akan audiensi lihat.

Sekarang mulailah berpidato sambil melihat selintas ke diri anda sendiri ke dalam cermin sesering mungkin. Seperti apakah penampilan anda? Perhatikan bahasa tubuh, gerak dan perilaku anda, apa yang dikatan mereka kepada anda? Jujurlah. Rekamlah terus sampai anda selesai berpidato. Tak peduli berapa kali anda tersandung. Perhatikan jam anda. Bila anda kehabisan waktu, buanglah materi yang kemungkinan kurang berguna.

Bila anda berlatih dengan orang lain, anda dapat melakukan pekerjaan ini seratus kali lebih baik. Pertama-tama anda bisa meminta untuk merekamkannya. Orang lain memiliki penilaian yang jauh lebih baik dari pada anda sendiri dalam memutuskan apakah anda enak didengar atau atau tidak. Orang lain memiliki mata dan telinga yang sangat segar dalam menemukan tata bahasa dan gaya bahasa yang salah. Hanya orang lain yang berhak memutuskan podato anda dapat diterima atau tidak.

Jika anda telah selesai berlatih maka bersiaplah untuk berpidato yang sebenarnya.

Yang perlu anda ingat

1) Sikap yang buruk menghasilkan pidato yang buruk.

2) Yang mesti anda hindari adalah: jika anda diminta untuk berpidato dan yang memintanya adalah musuh anda maka katakana tidak, debat yang tidak tersruktur, terlalu banya pembicara lainnya,audiensi terlalu asing.

3) Anda harus berusaha lebih keras dalam berpidto untuk audiensi yang oga-ogahan.

4) Dengan audiensi yang saling bermusuhan anda harus menjadi penengah.

5) Audiensi tidak tahan mendengar pidato dengan nada suara yang sama untuk waktu yang lama. Maka mulailah berkembang dengan intonasi dan tempo yang berbeda.

6) Untuk memperlambat pidato, anda dapat menciptakan jeda.

7) Anda harus mampu berinteraksi dengan audiensi anda.

8) Teks lengkap menjadi sangat penting bila anda berbicara secara formal.

9) Periksalah penampilan anda beberapa menit sebelum anda berpidato.

10) Pastikan menguju mikrofon sebelum anda berpidato.

11) Setiap gerak kecil menceritakan kisahnya sendiri.

12) Belajarlah membuat kesan pembukaan yang baik.

13) Jangan panik bila terjadi hal yang tidak terduga.

14) Aturan emas mengatasi celaan adalah dengan mengabaikannya.

15) Yang terpenting adalah LATIHAN dengan serius.

Tidak ada komentar: