Jumat, Desember 03, 2010

Muhasabah

RENUNGAN DIRI
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti memiliki dua kepribadian yang satu sama lain saling bertentangan, dan dua kepribadian itu adalah “kebaikan dan Keburukan”. Kebaikan merupakan sebuah amalan atau perbuatan terpuji yang pasti semua insan menyukainya, dan sedangkan keburuan adalah amalan atau perbuatan keji, kotor dan hina yang pasti semua orang membencinya.
Akan tetapi, pada masa sekarang ini jarang sekali ditemukan orang yang berbuat kebaikan, kebanyakan mereka lebih senang dengan hal-hal negative atau keburukan, yang kebanyakan mereka adalah dari golongan remaja. Yang seharusnya mereka menghabiskan waktu untuk belajar demi mereaih masa depan mereka, tetapi mereka menghabiskan waktu mereka dengan hal-hal yang dapat menjerumuskan mereka pada waktu yang tak pernah berhenti, kepada angan yang tak bertepi, dan kepada kebahagian yang tak pasti.
Apakah para remaja yang akan menjadi generasi penerus bisa membuktikan jati diri mereka dengan perbuatan yang bisa menjadian mereka baik dimata sang pencipta. Ataukah mereka terlena dengan kehidupan dunia yang hanya sementara ini dengan perbuatan yang dapat menjerumusakan kepada kenistaan dan berakhir pada kepedihan yaitu neraka jahannam.
Akankah remaja pada masa sekarang bisa dijadikan contoh teladan bagi orang lain atau bagi adik-adik mereka dengan tidak mengerjakan kekejian, kenistaan dan keburukan dalam konteks kenakalan remaja yang terlampau bebas yang bisa dikatagorikan pada pergaulan bebas yang bisa diartikan sebagai pacaran. Dan adakah mereka yang dapat mengingat satu ayat dari surat al-An’am yang Allah S.W.T berfirman dalam kitab-Nya yaitu al-Qur’an adalah:
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan keji”.
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa agar kita menjauhi perbuatan keji yang mana perbuatan itu bersifat keburukan, sebagai contoh berpacaran. Berpacaran adalah sebuah proses yang dapat membuat kita terlena dan menjauhkan diri kita dari petunjuk Allah. Berpacaran konotasinya kepada perbuatan keji yang bermula dari saling memandang, saling berpegangan tangan hingga perjinahan yang Allah melarang kepada kita agar tidak mendekati perbuatan terebut. Dan firman Allah Ta’ala dalam surat al-Isro ayat 32 yaitu:
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbutan yang keji, dan suatu jalan yang buruk”.
Allah S.W.T. melarang kita agar tidak mendekati perbutan zina dan zina itu adalah suatu perbuatan dosa besar. Yang konotasinya kepada pacaran yang berawal pada saling melihat. Dan Allah S.W.T. pun melarang hal itu dengan firman-Nya pada surat an-Nur ayat 31 adalah:
Artinya: “Katakanlah kepad orang wanita-wanita beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka atau wanita-wanita islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahu perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
Ayat di atas mengajarkan kepada kita khususnya wanita agar mereka menjaga pandangan mereka dan menjaga perhiasan (aurat) yang mereka miliki agar tidak diketahi oleh laki-laki. Jikalau para wanita sudah mengumbar aurat yang seharusnya mereka tutupi maka kemungkinan besar mereka akan mengganggu kehormatannya. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepada kaum wanita agar mereka menutupi perhiasan mereka yang salah satu di antaranya dengan mengenakan kerudung tau jilbab. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat al-Ahjab ayat 59 yaitu:
Artinya: “Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu anak-anak perempuanmu dan istri orang mu’min hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang dimikian itu supaya lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang”.
Pacaran merupakan sebuah proses yang berwal dari saling melihat demudian saling berpegangan hingga seterusnya menuju perzinahan. Adakah kita tahu bahwa lebih ditusuk dengan besi dari pada berpegangan tangan sebagaiman sabda rasulullah:
Artinya: “Seseorang lebih baik ditusuk dengan jarum besi ke kepalanya dari pada harus menyentuh wanita yang tidak halal baginya”.
Bisakah kita bayangkan bahwa lebih baik ditusuk dengan jarum daripada harus menyentuh wanita yang bukan muhrinya, ini merupakan sebuah arti bahwa begitu kerasnya larangan menyentuh wnita yang bukan muhrimnya. Hal ini biasa dilakukan oleh remaja yang mengaku berpacaran, dengan arti ketika seseorang berpacaran maka orang tersebut bebas melakukan sesuatu yang ia inginkan kepada wanita yang ia pacari.
Orang yang berpacaran biasa melakukan pegangan tangan disaat ia dan pacarnya berjalan berdua tanpa rasa malu mereka melakukannya. Padahal rasulullah melarang kepada kita berjalan dengan bukan mahramnya berdua, dengan sabdanya:
Artinya: “Tidak pantas seorang berjalan dengan wanita yang bukan mahromnya”.
Ayat ini jelas memberitahukan kepada kita bahwa tidak boleh berjalan berduaan bersama wanita bukan mahromnya, yang mereka kira pacar wanita mereka adalah halal buat mereka padahal ia haram.
Adakah kita pernah berfikir bahwa apa yang pernah kita kerjakan adalah salah dan berusaha untuk merubah semua itu menjadi lebih baik. Tak ada kata terlambat untuk bertaubat dan merubah semuanya.
Sahabat kini sadarilah begitu banyak dosa yang telah kita lakukan yang kita menganggap remeh padahal perbuatan itu amatlah sangat berdosa. Adakah pernah kita meminta ampun, bersujud, memohon dibukakan pintu pengampunan oleh-Nya. Dan apakah kita pantas menginjakan kaki kita ketanah bumi ini sedangkan kita lalai dan menduakan-Nya. Apakah kita pantas memasuki surganya sedangkan dosa menyelimuti kita.
Ya Rabbi ampunilah segala khilafan kami karna bagai manapun kami hanyalah manusia yang hina hanya Engkaulah yang dapat mengampuni kami dan tuntunlah kami kepada jalan yang engkau redhoi. Dan kuatkanlah kami dalam menjalankan perintahmu. Amin

Tidak ada komentar: